Saturday, October 24, 2015

Menumbuhkan Minat Baca

Menumbuhkan minat baca

“Buku apa ini, kok nggk ada gambarnya?”
“Tebal kali bukunya, berapa bulan baru kelar bacanya ni”
“Aq kalo baca buku kayak gini, belum 3 halaman udah tertidur aq”

Itu beberapa komentar wajib, yang sering diucapkan oleh orang2 sekitar q yg melihat buku yang sedang q baca. Aku tidak marah, tidak pula heran dengan reaksi orang2 seperti itu. Karena, aq juga pernah berada diposisi demikian. Posisi dimana aq tak melihat untung dari membaca buku. Apalagi bukunya nggk ada gambar. Itu artinya, tiap halaman harus dibaca tanpa henti, tanpa ada penyegaran mata melihat gambar. Posisi dimana aq tak mengerti dimana nikmatnya membaca buku, hanya melihat susunan huruf2 yang tak bergerak. Apalagi buku tersebut adalah non fiksi, bisa dibayangkan tidak ada konflik yang memacu adrenalin dari buku tersebut. Apa enaknya.

Tapi itu dulu, masa2 dimana aq belum bersahabat dengan buku. Itu dulu, tapi semua berubah ketika negara api menyerang.

Sekarang aq berdamai dengan buku. Buku bukan lagi makhluk yang membuat aq ngantuk. Bukan makhluk yang menakutkan. Tapi, sekarang menjadi teman. Bahkan aq merasa bersalah dengan diri sendiri jika dalam satu bulan, aq tidak membaca buku baru. Apa yg terjadi? Kenapa aq bisa berubah? Apakah aq bertemu dengan Yoda dan memberikan ku petunjuk bagaimana menemukan Force dari buku? (*efek star wars). Aq akan mencoba berbagi bagimana aq bisa menemukan kesenangan dari membaca, mudah2n kawan2 semua bisa menemukannya juga.

Sebenarnya, (menurut pendapat q), kita semua memiliki minat baca dalam diri kita. Hanya saja dari kecil kita dipaksa untuk membaca buku yang salah. Sehingga kita tidak memiliki minat dengan apa yang tersembunyi di dalam sebuah buku. Kita tidak tertarik dengan buku2 dari sekolah, karena kita dipaksa membaca buku yang ‘dipilihkan’ kepada kita. Bukan buku yang kita ‘pilih’. Walaupun sekolah punya perpustakaan, (di sekolah q yang kecil) tak banyak buku2 pendamping yang bisa dijadikan pilihan untuk dibaca. Jadinya, kita disekolah tak ada pilihan lain selain membaca buku yang ‘dipilihkan’ kepada kita, bukan buku yang kita ‘pilih’.

Sebagai orang yang besar di pinggiran kota, aq baru mengenal toko buku Gramed*a setelah kuliah di kota besar. Niat pertama tentu saja membeli buku yang berhubungan dengan jurusan kuliah. Lama aq berdiri di depan rak buku ‘komputer’. Mulai dari pemrograman, desain, web, sampai hacking, tak ada yang menarik bagiku untuk dibawa pulang. Daripada pulang dengan tangan kosong, aq berkeliling dari rak buku2 komputer ke rak buku2 yang lainnya. Dan sampai di rak buku psikologi, disinilah aq menemukan minat baca ku. Hampir semua buku yang berada di rak ini menarik perhatian ku. Mulai dari psikologi mengenal diri sendiri, mengenal bagaimana cara kerja otak sendiri, sampai pada psikologi berhubungan dengan orang lain. Di toko buku ini, aq diberikan kebebasan untuk ‘memilih’ buku apa yang akan aq baca. Dan disinilah petualangan itu dimulai. Aq mulai mengoleksi dan berusaha untuk setiap bulan menambah bacaan psikologi dan pengembangan diri. Ternyata minat ku bukan di komputer, tapi psikologi. Salah jurusan? Mungkin. Tapi setidaknya kesalahan ini membuatku menemukan dimana minat ku sebenarnya.

Kebebasan untuk memilih’, mungkin adalah hal pertama yang harus kita miliki untuk mulai menumbuhkan niat baca. Tak perlu ikut2an membaca apa yang dibaca oleh orang lain disekitar kita. Jika ingin menumbuhkan minat baca, mulailah memilih bacaan yang sesuai dengan diri kita sendiri. Mulailah dari apa yang kita senangi. Walaupun itu berbeda dengan jurusan kuliah ataupun kerja kita. Lebih baik terlambat dalam menemukan minat pada suatu bidang, daripada tidak menemukannya sama sekali.

Mungkin ini bisa jadi pelajaran bagi kita. Mungkin kita terlambat dalam menemukan minat baca. Tapi jangan sampai ini terjadi pada orang lain, terutama orang2 terdekat kita. Ajaklah keluarga kita, sedini mungkin, kenalkan dia pada buku. Bukan buku yang kita pilihkan. Tapi, berikanlah dia kesempatan memilih bacaannya. Mudah2n dengan makin cepat dia menemukan minat bacanya, tak banyak lagi manusia2 salah jurusan. Dan mudah2n dengan makin dini mereka membaca buku, makin banyak jumlah buku yang telah dibacanya ketika dewasa, dan makin bijaklah dia menghadapi masalah hidup ini. 

kita semua sebenarnya punya minat baca, hanya saja slama ini kita sering dipaksa membaca buku yang salah
:)

Friday, October 23, 2015

Rumah Tangga – Fahd Pahdepie

Rumah Tangga – Fahd Pahdepie

Pengalaman adalah guru terbaik. Tidak hanya pengalaman pribadi, kita bisa menjadikan pengalaman orang lain sebagai guru kita. Seperti pengalaman2 berumah tangga yang dijalani oleh fahd dan istri, dituliskanny dalam buku ini. Bukan novel, tapi buku ini lebih mirip catatan harian seorang suami yang berusaha membahagiakan keluarganya, terutama istrinya.

Sebagai laki2, yang tentu saja banyak perbedaan nya dari perempuan, ada banyak hal yang sering kita lewatkan ataupun tidak kita perhatikan dari seorang wanita. Diantara kebahagian2 besar yang ingin kita wujudkan bersama pasangan, ada banyak kebahagian2 kecil yang mungkin terlewatkan oleh kita. Yang kita tidak tahu bahwasanya hal kecil itu adalah sesuatu yang besar bagi pasangan kita.
Fahd mencoba membagi hal-hal kecil yang sering kita lewatkan ini dalam tulisannya. Seperti ucapan terimakasih, kata2 sayang, dan kado kecil diluar hari2 penting. Mungkin kita takkan seromantis Khalil Gibran, tapi setidaknya kita bisa belajar hal2 romantis dari pengalaman yang dituliskan Fahd.
:)

PASSION

PASSION
(buku : do it with passion – ken robinson dan lou aronica)
Akhir2 ini kita sering di jejali dengan kata ini. Dalam bidang apa pun, passion selalu di bawa2. Mau urusan pendidikan, pekerjaan, usaha dan lainnya. Dan apalagi, saat ini wirausaha sedang digadang2kan, tak ketinggalan para wirausahawanpun di suruh untuk berjuang di passion nya.
Tapi, apa itu passion? 

Ini lah yang berusaha dijelaskan oleh Ken Robinson dalam buku dengan tebal 426 halaman. Kita akan diberikan penjelasan mengenai passion. Bagaimana sesuatu itu bisa kita sebut passion. Dan bagaimana jika kita tidak tahu dengan passion kita? Ataupun bagaimana jika passion kita bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan kita?
Dalam mengejar passion, haruskah kita meninggalkan pendidikan ataupun pekerjaan yang sedang kita geluti? Dan bagaimana jika usia kita tidak muda lagi saat ini, masihkah pantas kita memperjuangkan passion kita? Dan banyak pertanyaan2 seputar passion yang akan dijelaskan oleh penulis dari California ini.  Penjelasan mengenai passion ini disertai dengan cerita kehidupan orang2 yang sukses menjaladi hidup dari passion mereka.
Pada bagian akhir buku ini, penulis menekankan mengenai bagaimana passion dan kreatifitas siswa dibunuh oleh sistematika pendidikan yang sekarang kita jalani. Jadi, untuk kamu yang saat ini bergelut dibidang pendidikan, buku ini sangat disarankan untuk dibaca.
“cobalah bertanya kepada sekelompok murid kelas satu SD, siapa dari mereka yang paling kreatif, dan semua anak pasti mengancungkan tangan. Ajukan pertanyaan yang sama kepada sekelompok mahasiswa tingkat akhir, dan sebagian besar dari mereka pasti tidak mengangkat tangan”

Thursday, October 15, 2015

Stick without Carrot

Stick without carrot

Dalam pelatihan binatang sirkus, dikenal istilah ‘stick and carrot’. Ketika seekor kelinci dilatih melakukan satu perintah, dan ia melakukannya dengan baik, maka dia akan diberikan wortel (carrot). Ini merupakan bentuk dukungan dan hadiah karena dia telah melakukan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, jika dia tidak menuruti ataupun melakukan kesalahan atas perintah yang diberikan, maka ia akan diberikan pukulan (stick). Dan ini merupakan bentuk hukuman agar dia mengerti bahwa dia salah dalam menerjemahkan perintah yang diberikan.
Dalam kehidupan, berlaku pula stick and carrot ini. Ketika kita melakukan suatu prestasi dalam kehidupan, kita diberikan wortel. Mulai dari hal yang kecil seperti senyuman mendukung, ucapan terima kasih, tepukan di bahu, sampai pada hadiah besar seperti penghargaan ataupun benda berharga. Dan tongkat yang kita dapatkan ketika melakukan kesalahan dapat berupa teguran, cacian, makian, dan lainnya.
Hanya saja, dalam kehidupan yang kita jalani, seringkali antara stick and carrot ini berjalan tidak seimbang. Stick yang kita terima lebih banyak dari pada carrot  yang kita dapatkan. Kita seringkali membesarkan kesalahan kecil yang dilakukan oleh orang lain. Kita mencemooh, mempermalukan dia dengan menceritakan kesalahan yang dilakukannya kepada orang lain. Kita selalu gampang mencari kesalahan orang lain. Tapi tidak dengan prestasi orang lain. Kita tidak terlatih untuk menghargai prestasi orang lain. Kita tidak terbiasa untuk mengucapkan selamat bahkan dalam bentuk penghargaan kecil seperti senyuman.
Ketika masih kecil, seorang anak banyak mendapatkan carrot daripada stick. Setiap hal baru yang ia lakukan, seperti tangis pertama, kata pertama, langkah pertama, tertawa pertama, dan prestasi prestasi baru yang ia lakukan, kita rajin memberikan penghargaan seperti senyuman, tawa dan tepuk tangan dari kita. Dan perlahan-lahan ia beranjak dewasa, kita tidak lagi fokus pada prestasi yang dilakukannya. Kita lebih sering mengamati kesalahannya dari pada prestasi yang didapatkannya. Ketika dia mendapatkan prestasi kecil, tidak banyak carrot yang kita berikan. Dan setiap kesalahan yang dilakukannya, kita slalu memberikan stick yang besar.
Hal ini berlanjut dalam masyarakat luas. Dalam hubungan antara rakyat-pemerintah, kesenjangan antara stick and carrot ini terlihat jelas. Ketika ada kesalahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah, rakyat berlomba-lomba untuk mencemooh. Bahkan tidak jarang ada yang mencaci bahkan sampai memfitnah pihak pemerintah.
Tapi tidak dengan sebaliknya. Ketika sesuatu berjalan dengan baik, bahkan lebih baik dari yang mereka(rakyat) harapkan, tidak banyak kata selamat yang disampaikannya kepada pemerintah. Tidak banyak kata ucapan terimakasih atas prestasi yang dicapai pemerintah. Tidak ada lomba-lombaan dalam mengucapkan terimakasih dan selamat.
Mungkin sudah saatnya kita menyeimbangkan apa yang slama ini tidak seimbang. Kita bisa melakukannya mulai dari diri sendiri dan orang-orang sekitar kita. Kita bisa menyeimbangkan antara stick and carrot ini mulai dari keluarga kita. Ketika anak kita melakukan satu kesalahan, jangan terlalu dibesar-besarkan salahnya. Tidak perlu menertawakan ataupun menghukumnya secara berlebihan. Karena tidak semua kesalahan yang dilakukan oleh anak itu adalah kesalahan yang disengaja. Karena bisa saja, suatu kesalahan itu dilakukannya karena dia tidak tahu bahwa hal itu salah, karena dia belum mengerti.
Sebaliknya juga, sebisa mungkin berikan carrot atas setiap prestasi yang dilakukan oleh anak kita. Bukankah ketika dia mengucapkan kata pertamanya, melakukan langkah pertamanya, kita selalu memeberikan carrot berupa tepukan, senyuman, bahkan tawa kita atas prestasi mereka. Tapi ketika mereka beranjak remaja, kita mulai jarang memberikan carrot kepada mereka. Berikanlah carrot kepada orang-orang terdekat kita, walaupun itu hanyalah sebuah prestasi kecil yang slama ini kita abaikan.
Dan sebagai penutup, kiita mungkin tidak dimintai pertanggung jawaban diakhirat nantinya, atas korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara ini. Kita mungkin tidak dimintai pertanggung jawaban atas bencana yang terjadi di negeri ini karena kesalahan yang diperbuat oleh aparat negara. Tapi, setiap stick yang kita berikan, setiap cacian, umpatan, bahkan sampai pada fitnah yang kita sebarkan kepada pemerintah, tentu saja itu akan kita pertanggungjawabkan nantinya.

Thursday, October 8, 2015

Cara mengisi data pupns agar tidak gampang stres :D

Mengisi data PUPNS, kadang (malah sering) bikin stres. Dengan menggunakan layanan internet yang cepat pun, kadang masih sering putus-putus koneksi ke BKN nya. Masalah yang sering di terjadi adalah, ketika kita sudah selesai mengisi satu form, dan menekan tombol simpan, koneksi malah putus. Dan kita dikembalikan ke halaman menu, disuruh login ulang. Setelah login, kita lihat data yang telah kita isikan tadi (yang tadi kita klik simpan), tidak tersimpan.  Sempurna. Kita disuruh ngisi ulang. Klik simpan lagi, gagal lagi. STREEESSS...
Tapi, ada kabar gembira untuk kita semua. Saya menemukan cara untuk meng’akali’ gagal simpan ini. Dan disini akan saya bagikan ‘cara’ nya. Selamat mencoba. :D



1. Setelah login dan masuk halaman pupns, pilih bagian yang mau diisikan

2. Setelah data selesai di lengkapi, jangan langsung ditekan tombol simpan. Tapi, buka lah tab baru, dan buka halaman https://epupns.bkn.go.id/menu 


3. Pilih masuk, login menggunakan id dan pass anda. 
 4. Jika berhasil login, segera pindah k tab sebelumnya (halaman kita melakukan perubahan data) dan tekan tombol simpan (sesegera mungkin, nggak pakai lama :D ) 
 5. Jika ada konfirmasi perubahan, tekan OK (sesegera mungkin, dan secepat mungkin :D) 
 6. Jika tidak ada masalah, anda berhasil mengupdate data anda tanpa harus kembali ke halaman awal (halaman login)
Sekian, terima kasih :D
Powered by Blogger.