Stick without carrot
Dalam pelatihan binatang sirkus, dikenal istilah ‘stick and
carrot’. Ketika seekor kelinci dilatih melakukan satu perintah, dan ia
melakukannya dengan baik, maka dia akan diberikan wortel (carrot). Ini merupakan
bentuk dukungan dan hadiah karena dia telah melakukan sesuatu dengan benar. Sebaliknya,
jika dia tidak menuruti ataupun melakukan kesalahan atas perintah yang
diberikan, maka ia akan diberikan pukulan (stick). Dan ini merupakan bentuk
hukuman agar dia mengerti bahwa dia salah dalam menerjemahkan perintah yang
diberikan.
Dalam kehidupan, berlaku pula stick and carrot ini. Ketika kita
melakukan suatu prestasi dalam kehidupan, kita diberikan wortel. Mulai dari hal
yang kecil seperti senyuman mendukung, ucapan terima kasih, tepukan di bahu,
sampai pada hadiah besar seperti penghargaan ataupun benda berharga. Dan
tongkat yang kita dapatkan ketika melakukan kesalahan dapat berupa teguran,
cacian, makian, dan lainnya.
Hanya saja, dalam kehidupan yang kita jalani, seringkali
antara stick and carrot ini berjalan tidak seimbang. Stick yang kita terima
lebih banyak dari pada carrot yang kita
dapatkan. Kita seringkali membesarkan kesalahan kecil yang dilakukan oleh orang
lain. Kita mencemooh, mempermalukan dia dengan menceritakan kesalahan yang
dilakukannya kepada orang lain. Kita selalu gampang mencari kesalahan orang
lain. Tapi tidak dengan prestasi orang lain. Kita tidak terlatih untuk
menghargai prestasi orang lain. Kita tidak terbiasa untuk mengucapkan selamat
bahkan dalam bentuk penghargaan kecil seperti senyuman.
Ketika masih kecil, seorang anak banyak mendapatkan carrot
daripada stick. Setiap hal baru yang ia lakukan, seperti tangis pertama, kata
pertama, langkah pertama, tertawa pertama, dan prestasi prestasi baru yang ia
lakukan, kita rajin memberikan penghargaan seperti senyuman, tawa dan tepuk
tangan dari kita. Dan perlahan-lahan ia beranjak dewasa, kita tidak lagi fokus
pada prestasi yang dilakukannya. Kita lebih sering mengamati kesalahannya dari
pada prestasi yang didapatkannya. Ketika dia mendapatkan prestasi kecil, tidak
banyak carrot yang kita berikan. Dan setiap kesalahan yang dilakukannya, kita
slalu memberikan stick yang besar.
Hal ini berlanjut dalam masyarakat luas. Dalam hubungan
antara rakyat-pemerintah, kesenjangan antara stick and carrot ini terlihat
jelas. Ketika ada kesalahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah, rakyat
berlomba-lomba untuk mencemooh. Bahkan tidak jarang ada yang mencaci bahkan
sampai memfitnah pihak pemerintah.
Tapi tidak dengan sebaliknya. Ketika sesuatu berjalan dengan
baik, bahkan lebih baik dari yang mereka(rakyat) harapkan, tidak banyak kata
selamat yang disampaikannya kepada pemerintah. Tidak banyak kata ucapan
terimakasih atas prestasi yang dicapai pemerintah. Tidak ada lomba-lombaan
dalam mengucapkan terimakasih dan selamat.
Mungkin sudah saatnya kita menyeimbangkan apa yang slama ini
tidak seimbang. Kita bisa melakukannya mulai dari diri sendiri dan orang-orang
sekitar kita. Kita bisa menyeimbangkan antara stick and carrot ini mulai dari
keluarga kita. Ketika anak kita melakukan satu kesalahan, jangan terlalu
dibesar-besarkan salahnya. Tidak perlu menertawakan ataupun menghukumnya secara
berlebihan. Karena tidak semua kesalahan yang dilakukan oleh anak itu adalah kesalahan
yang disengaja. Karena bisa saja, suatu kesalahan itu dilakukannya karena dia
tidak tahu bahwa hal itu salah, karena dia belum mengerti.
Sebaliknya juga, sebisa mungkin berikan carrot atas setiap
prestasi yang dilakukan oleh anak kita. Bukankah ketika dia mengucapkan kata
pertamanya, melakukan langkah pertamanya, kita selalu memeberikan carrot berupa
tepukan, senyuman, bahkan tawa kita atas prestasi mereka. Tapi ketika mereka
beranjak remaja, kita mulai jarang memberikan carrot kepada mereka. Berikanlah
carrot kepada orang-orang terdekat kita, walaupun itu hanyalah sebuah prestasi
kecil yang slama ini kita abaikan.
Dan sebagai penutup, kiita mungkin tidak dimintai
pertanggung jawaban diakhirat nantinya, atas korupsi yang dilakukan oleh
pejabat negara ini. Kita mungkin tidak dimintai pertanggung jawaban atas
bencana yang terjadi di negeri ini karena kesalahan yang diperbuat oleh aparat
negara. Tapi, setiap stick yang kita berikan, setiap cacian, umpatan, bahkan
sampai pada fitnah yang kita sebarkan kepada pemerintah, tentu saja itu akan
kita pertanggungjawabkan nantinya.
0 comments:
Post a Comment